Selasa, 30 April 2013

CERPEN SAHABAT SEJATI



Senja yang dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama kini perlahan berubah menjadi sabit. Seperti keadaan hati seorang gadis remaja yang meratapi kekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal oleh sahabat yang selama ini setia menemaninya baik suka maupun duka.Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai beberapa sahabat salah satunya Icha. Icha tinggal di Ciracas, JakartaTimur. Dia anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang lugu dan sangat ceria. Kami bersahabat suddah cukup lama, aku kenal Icha waktu kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta.
Setelah awal oerkenalan itu,pertemanan kami berlanjut karena kami diterima di SMP itu. Kami selalu bersama-sama bagai amplop dan perangko yang tak dapat terpisahkan, itulah kami. Kami juga selalu satu kelas.
Setelah lulus SMP aku dan Icha memutuskan untuk satu sekolah, hari pertama aku dan Icha menjalani ospek, rasanya takut dan tegang banget, tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah, dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia marah-marah padaku meski aku telah minta maaf padanya, lupakan saja dia kita kembali pada cowok yang aku lihat tadi, tapi aku mencari-cari kesekeliling kantin tapi cowok itu udah gak ada. Icha hanya tertawa melihat tingkah lakuku.
Huh… ini semua gara-gara keteledoranku, tapi gak apa-apa suatu hari nanti pasti aku dapat bertemu dengannya kembaali karena aku yakin dia siswa di SMA ini. Aku dan Icha melanjutkan perjalanan kami ke kelas. Ospek pertama telah dimulai, ada beberapa kakak senior masuk kekelas tanpa ku sadari cowok yang ku lihat di kantin sekolah tadi pagi ada didepan mataku. Aku senang sekali karena aku kembali beetemu dengannya walau dia tak ku kenal sama sekali.
Aku mencari tau siapa sebenarnya cowok itu, dari beberapa orang yang aku tanya mereka mengatakan dia adalah ketua osis, namanya radit, Cuma itu informasi aku dapatkan tentang dia, tapi udah cukup kok. Singkat cerita aku dan kak Radit mnjedi tambah akrab tapi cuma sebatas teman. Yang tak pernah aku duga ternyata kak Radit naksir sama Icha, aku sedih banget karena dia adalah cinta pertamaku, tapi apa daya aku tak bisa berbuat apa-apa, dan aku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya, Icha kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi kenapa dia tega padaku.
Mungkin inilah nasibku, setelah kejadian itu persahabatan aku dan Icha menjadi renggang, aku jarang menyapanya dan sepertinya juga dia sekarang jarang ada waktu buat kita berdua sanma-sama lagi seperti dulu. Lagi pula aku tak sekelas dengannya.
Waktu terus berputar, tanpa terasa tahunpun berganti. Akhir-akhir ini aku melihat Icha tampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat ceria. Walau aku belum bisa memaafkan Icha tapi walau bagaimanapun dia adalah sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi. Satauku dari berita yang beredar kalau Icha mengidap penyakit tumor yang bersarang diperutnya sejak beberapa tahun ini, sejak dokter memfonis penyakit itu Icha berubah menjadi nak yang pemurung dan pendiam.
Aku sangat merasakan perubahan itu, tapi setiap kali aku tanya dia tak pernah mau cerita dan jujur padaku. Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi. Seiring berjalannya waktu perut Icha makin membesar, aku belum percaya dengan apa yang temen-temen bilang padaku.
Aku desak Icha untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, akhirnya Icha mau bercerita. Aku sempat terkejut mendangarnya sekaligus sedih bercampur dengan rasa kekecewaan, mengapa baru seekarang dia cerita semua itu padaku.
Tapi mungkin karena aku tak sedekat dulu sama dia. Aku juga denger-denger dari yang laen Icha putus, Icha diputuskan kak Radit karena keadaan Icha dg perut yang makin membesar. Aku sedih sekali, tapi dia pernah menghianati persahabatan yang telah lama kami bangun.
Icha masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia merasa kecil hati dan malu. Dengan kondisi tubuh yang semakin menurun, sampai akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji Pondok Gede. Aku dan teman-taman menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya agar Icha gak semakin drop dan putus asa. Hanya sampai disitu saja kabar yang aku dengar tentang Icha, disatu sisi aku masih kecewa padanya tapi disisi lain aku juga mempersiapkan UN.
******





Pagi hari yang sangat gelap karena hujan turun begitu derasnya, aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang, tiba-tiba aku dikejutkan dengan ringtone handphoneku yang berbunyi dank u lihat dilayar hpku ternyata mamanya Icha memanggil, fikirku tumben tapi ada apa ya, kok pagi-pagi gini tante telfon aku. “halo assalamu’alaikum, bisa bicara dengan Cika?”, nada suara mama Icha tampak berat, sepertinya dia sedang menangis.
“ii…aaa tante, ada apa kok pagi-pagi begini telfon Cika? Trus bagaimana kabar Icha tante?” tanyaku agak ragu, “Icha telah berpulang Ka” belum sempat aku mengucapkan turut berduka cita pada tante, tut…tut…tut…tut telfon tiba-tiba terputus. Aku menangis dan menyesali dengan semua yang terjadi, dihatiku tersirat penyesalan yang amat mendalam, aku terlalu jahat dan egois pada Icha dan gak pernah meluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari akhirnya sendirian, tanpa aku. “Maafkan sahabatmu ini Ca…..hik..hik..hik…!!!” tangisku
Aku datang ke rumah Icha untuk melihat dia terakhir kalinya dan mengucapkan bela sungkawa pada keluarga Icha. Setibaku disana aku melihat Icha terbaring kaku, dikelilingi orang-orang yang membaca yasin untuknya, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. “Icha…..” panggilku, “sudahlah Ka, relakanlah kepergian Icha, agar dia tenang di Alam sana” mama Icha ada disampingku, dan memberikan selembar kertas padaku, “ini dari Icha buat kamu, dia menulis pada saat kamu jarang menemuinya, tante tinggal dulu kebawah”. “makasih tante dan Cika minta maaf kalo selama ini Cika gak pernah menjenguk dia, Cika lagi UN tante,” aku menangis. “gak apa-apa kok tante ngerti, kamu ada masalah ya sama Icha?” tanya mama Icha, “eng…enggak kok tante, kami berdua baik-baik saja”"ya udah jangan nangis lagi, tante ke bawah bdulu ya” tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Icha karena Perlahan-lahan tadi aku pingsan, aku melihat foto-foto yang ada dimeja samping tempat tidur, betapa lembutnya senyum Icha di foto itu. aku buka kertas ituperlahan-lahan, dan aku pun mulai membaca kata demi kata disurat itu.
Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemaren”, bukan maksud gue untuk merebut kak Radit dari lo, tapi gue juga cinta dia dan gue juga udah putus ma dia, karena dia bukan laki-laki yang baik. O ya, lo tau kan kalo gue gak bisa buat puisi kayak lo, tapi ini puisi gue buat khusus sahabat sejati gue ini, maaf ya kalo buatan gue gak sebagus puisi-puisi lo, heheheh……..
Surat Terakhir
Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetes
Menemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir
Jika hanya derita yang harus aku terima
Jika hanya kemitian yang harus ku alami
Aku bersedia menjalani tanpa kesedihan
Namun ketika kau berucap bahwa untukku
Sudah tak ada lagi maaf terasa lemah lunglai tubuh ini
Sahabat yang slalu mengisi hari-hariku
Seberapa besarpun salah yang ku pandang
Seberapa rendah budi yang ku jalani…maafkan aku
Derita karena bersalah berlarut-larut tanpa henti
Dan tampaknya Tuhan sudah berkenan menjemputku
Jangan menangis sahabat….walau tak terkatakan
Sungguh aku merasa kau telah memaafkanku
Slamat tinggal sahabat sejatiku
Ikhlaskanlah kepergiankui
Smoga sepeninggalku dari sisimu
Bahagian akan slalu menemanimu
Miss u sobat
ICHA
Keesokan harinya Aku baru sadar ternyata Icha hari ini berulang tahun yang ke 17, aku bermalam di rumah Icha, dan pagi-pagi aku segera kebawah dan akan mengikuti pemakaman Icha. Sebenarrnya aku tak sanggup melihat makam itu, karena akan mengingatkanku akan kenangan” kami berdua dulu, tapi aku coba untuk tegar untuk melangkahkan kaki menuju makamnya.
Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam itu, sepi. Aku menangis disamping nisan Icha, walau tersendat-sendat dan terbata karena aku nangis aku nyanyikan lagu happy birthday buat Icha, dan memandangi nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi, aku masih menangis sendiri di makam bisu itu, sebelum pulang aku meninggalkan secarik kertas balasan surat Icha, walau mungkin tak akan pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenangan terakhirku buat Icha.
Kenangan indah tentang kita akan slalu ku ingat setiap detiknya
Jika ku tutup mataku, aku masih dapat melihatmu
Kau memperlihatkan senyum termanismu
Tapi itu hanya lamunan sesaatku
Kini kau telah jauh tinggalkanku
Aku belum sempat meminta maaf padamu dan menyayangimu
Dan tak ingin kau pergi jauh
Tinggalkan kenangan kita bersama
Tapi takdir berkatab lain
Terlalu cepat Tuhan memanggilmu
Hanya sebuah puisi ini aku persembahkan untukmu
Kepergianmu, meninggalkan kisah yang sangat pahit bagiku
Aku akan selalu mengenangmu, sahabat terbaikku
Semoga kau tenang disana
Suatu saat kita pasti akan bertemu kembali
(TAMAT).

KELUARGA KRISTEN



“Seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu,” [Kejadian 2 : 24 - 25]. 5 “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia," [Matius 19 : 5 - 6]

http://henydwi.files.wordpress.com/2011/04/images-love-4.jpg

Secara umum keluarga adalah persekutuan antara suami dan isteri [dan anak atau anak-anak] yang terbentuk karena ikatan tertentu [misalnya Agama, Adat, Hukum Sipil], serta membangun hidup dan kehidupan bersama pada suatu tempat [tertentu]. Sedangkan keluarga Kristen adalah, persekutuan antara suami-isteri dan anak [anak-anak] yang terbentuk ikatan kasih TUHAN Allah, serta membangun hidup dan kehidupan bersama sesuai dengan Firman TUHAN.
 Keluarga terjadi karena ada ikatan atau persekutuan tertentu. Ikatan dan persekutuan tertentu dalam keluarga Kristen tersebut adalah kasih. Ikatan tersebut terbentuk karena ada peneguhan dan pemberkatan nikah. Tanpa peneguhan dan pemberkatan nikah, maka belum terbentuk hubungan sebagai suami-isteri, sebagai keluarga. Keluarga Kristen hanya terbentuk melalui suatu pengesahan oleh Gereja; serta didaftarkan melalui biro pencatatan sipil.
Gereja melaksanakan [suatu keharusan atau kewajiban] peneguhan dan pemberkatan nikah [dalam Katolik, sakramen pernikahan] kepada calon suami-isteri sebagai penghantar berkat-berkat TUHAN Allah pada hidup dan kehidupan berkeluarga. Sekaligus ikatan bahwa, “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia,” Mat 19:6, Mrk 10:9. Suami-isteri Kristen [selama salah satunya masih hidup] dilarang merusak apa yang telah dipersatukan TUHAN Allah tersebut. Ini juga bisa bermakna bahwa, tidak ada perceraian atau batalnya perkawinan dalam keluarga Kristen.
Perkawinan kristiani bertujuan  mencapai kesatuan pribadi yang sedalam-dalamnya; kesatuan yang melampaui persatuan fisik, menuju pembentukan satu hati, satu jiwa, cinta kasih itu menuntut kelestarian, kesetiaan dalam pemberian diri satu sama lain. Ciri-ciri perkawinan kristiani, antara lain,
  • dibangun berdasarkan Agape, atau Kasih TUHAN Allah, 1 Kor 13:4-7;  Kol 3:14; 1 Pet. 4:8, karena dipersatukan oelh TUHAN Allah, Kej 2:18-23; dan bersifat monogami, hanya satu kali untuk setiap orang 
  • laki-laki atau suami sebagai kepala keluarga, Est 1:22 b; tidak dapat diceraikan dengan alasan apapun dan oleh siapapun, Mat. 19:1-12;
  •  memahami dan melaksanakan tugas dan panggilan sebagai suami-isteri,  Kej  2:24-25;  Ef 5:22-33;  Kol 3: 19-21;

Di samping itu, ada banyak aspek yang menyangkut perkawinan Kristen, misalnya [Lihat tabel],
ASPEK
Meninggalkan orang tua
[ayah dan ibu ]
Bersatu dengan
suami-isteri
Menjadi satu daging
[seks ]
Fisik
berani untuk mempunyai
tempat tinggal  terpisah dengan orang tua
persekutuan sebagai suami dan isteri dalam berbagai aspek hidup dan kehidupan
-    seks sebagai prokreasi
-    salah satu bentuk ungkapan kasih sayang
Psikhologi
-    mandiri dalam pengambilan keputusan
-    kedewasaan dan kematangan kepribadian  
-    penyesuaian kepribadian
-    saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan  
kesiapan dan penyesuaian psikhis 
Sosial
-    tanggung jawab sosial dan kemasyarakatan
kebersamaan di dan dalam  masyarakat serta  pergaulan sosial
dilakukan secara pribadi bukan  secara sosial
Ekonomi
-    tidak dibiayai orang tua
-    mampu membiayai kebutuhan keluarga
penyatuan keuangan  atau pendapatan  suami-isteri
tidak bisa diukur
secara ekonomi

Religius
-    tanggung jawab sebagai warga jemaat/ gereja yang dewasa
-    bertumbuh dalam iman
-    seiman/segereja
-    menghargai tugas dan pelayanan suami-isteri di dan dalam gereja
kesetiaan kepada pasangan seks sebagai anugerah [hanya] kepada suami-isteri
© Layout by Jappy Mp

Asepek fisik merupakan hal-hal yang nampak dan berhubungan dengan tampilan jasmani seseorang; misalnya kesehatan tubuh, perumahan; usia, keteraturan dan tata tertib hidup. Aspek psikologis merupakan keberadaan dan hakekat kejiwaan seseorang; pada umumnya dapat terlihat berbagai hal misalnya melalui tampilan diri, kata-kata, sikap, dan perbuatan seseorang; tidak manja, mampu bersikap dewasa, dan lain sebagainya. Aspek sosial merupakan keberadaan seseorang sebagai individu dalam sikon sosio-kuturalnya. Tampilan diri pada sikon sosio-kultural ini, biasanya juga merupakan akibat dari suatu proses kedewasaan fisik dan psikologis. Aspek ekonomi merupakan kekuatan dan kemampuan keuangan untuk menunjang atau mendukung proses hidup dan kehidupan secara fisik, sosial, religius, dan lain sebagainya. Aspek religius merupakan unsur yang menyangkut iman atau kepercayaan seseorang; biasanya bersifat pribadi dan merupakan warisan dari orang tua atau keluarga. Namun, tidak menutup kemungkinan, religiusitas atau keagamaan seseorang muncul karena adanya perubahan iman pada atau dalam dirinya, sehingga berbeda dengan agama orang tua atau keluarganya. 
Aspek fisik dari meninggalkan orang tua harus juga diimbangi dengan kedewasaan biologis dan psikologis, jika tidak, maka suami maupun isteri akan bergantung pada orang tua masing-masing; menjadi satu daging [hubungan seks] hanya bisa terjadi jika ada kesiapan [aspek] psikologis suami-isteri; kemampuan membangun dan membiayai kebutuhan rumah tangga serta meninggalkan orang tua, hanya bisa terjadi kalau aspek ekonomi suami-isteri sudah cukup untuk hal itu; aspek sosial persekutuan sebagai suami-isteri, menunjukkan bahwa keduanya secara terang-terangan tampil di hadapan umum sebagai suami dan isteri; demikian juga aspek-aspek yang lain, semuanya saling berhubungan erat. Semua aspek itu harus dipersiapkan dalam hidup dan kehidupan laki-laki dan perempuan. Sebab diperlukan waktu yang relatif cukup lama untuk mencapai tingkat ideal.
Perkawinan Kristen harus direncanakan dengan baik oleh mereka yang mau atau akan menjadi suami-isteri; bukan semata-mata menyangkut ekonomi, pesta perkawinan, dan lain-lain. Melainkan meliputi seluruh aspek kedewasaan fisik, psikologis, ekonomi, sosial-kemasyarakatan, dan spiritual.  Oleh sebab itu, pada gereja-gereja tertentu, mengadakan proses bimbingan pra-nikah; yang bertujuan agar semua calon suami-isteri memahami makna perkawinan.

Jumat, 19 April 2013

INDAHNYA PERSAHABATAN

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. 

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…



Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.


Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.